Sabtu, 18 Februari 2012

Pencegahan & Pemadaman Kebakaran


TUGAS MATA KULIAH HOTEL ENGINEERING
PENCEGAHAN DAN PEMADAMAN KEBAKARAN”





Disusun Oleh :

Ukas A.H
2101391570



Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo (STiPRAM)
Yogyakarta

TAHUN 2011




A. Pendahuluan. 
Pertimbangan utama mengapa perlu upaya penanggulangan bahaya kebakaran  adalah karena : adanya potensi bahaya kebakaran di semua tempat, kebakaran merupakan  peristiwa berkobarnya api yang tidak dikehendaki dan selalu membawa kerugian. Dengan  demikian usaha pencegahan harus dilakukan oleh setiap individu dan unit kerja agar  jumlah peristiwa kebakaran, penyebab kebakaran dan jumlah kecelakaann dapat  dikurangi sekecil mungkin melalui perencanaan yang baik. Melalui makalah ini  diharapkan pembaca mampu : mengidentifikasi potensi penyebab kebakaran di lingkungan  tempat kerjanya dan melakukan upaya pemadaman kebakaran dini.
Kebakaran terjadi akibat bertemunya 3 unsur : bahan (yang dapat ter)bakar; suhu  penyalaan/titik nyala dan zat pembakar (O2 atau udara). Untuk mencegah terjadinya  kebakaran adalah dengan mencegah bertemunyan salah satu dari dua unsur lainnya.

B. Pengendalian bahan (yang dapat ter)bakar
Untuk mengendalikan bahan yang dapat terbakar agar tidak bertemu dengan dua  unsur yang lain  dilakukan melalui identifikasi bahan bakar tersebut. Bahan bakar dapat  dibedakan dari jenis, titik nyala dan potensi menyala sendiri. Bahan bakar yang memiliki  titik nyala rendah dan rendah sekali harus  diwaspadai karena berpotensi besar penyebab  kebakaran. Bahan seperti ini memerlukan  pengelolaan yang memadai : penyimpanan  dalam tabung tertutup, terpisah dari bahan  lain, diberi sekat dari bahan tahan api, ruang  penyimpanan terbuka atau dengan ventilasi  yang cukup serta dipasang detektor  kebocoran. Selain itu kewaspadaan diperlukan  bagi bahan-bahan yang berada pada suhu  tinggi, bahan yang bersifat mengoksidasi, bahan yang jika bertemu dengan air  menghasilkan gas yang mudah terbakar (karbit), bahan yang relatif mudah terbakar  seperti batu bara, kayu kering, kertas, plastik,cat, kapuk, kain, karet, jerami, sampah  kering, serta bahan-bahan yang mudah meledak pada bentuk serbuk atau debu

C. Pengendalian Titik nyala
Sumber titik nyala yang paling banyak adalah api terbuka seperti nyala api  kompor, pemanas, lampu minyak, api rokok, api pembakaran sampah dsb. Api terbuka  tersebut bila memang diperlukan harus dijauhkan dari bahan yang mudah terbakar.  Sumber penyalaan yang lain : benda membara, bunga api, petir, reaksi eksoterm,  timbulnya bara api juga terjadi karena gesekan benda dalam waktu relatif lama, atau  terjadi hubung singkat rangkaian l

D. Klasifikasi Kebakaran
Berdasar Permenaker Nomor : 04/MEN/1980 penggolongan atau pengelompokan  jenis kebakaran menurut jenis bahan yang terbakar, dimaksudkan untuk pemilihan media  pemadam kebakaran yang sesuai. Pengelompokan itu adalah :
1.      Kebakaran kelas (tipe) A, yaitu kebakaran bahan padat kecuali logam, seperti : kertas,kayu, tekstil, plastik, karet, busa dll. yang sejenis dengan itu.
2.      Kebakaran kelas (tipe) B, yaitu kebakaran bahan cair atau gas yang mudah terbakar,  seperti : bensin, aspal,gemuk, minyak, alkohol, LPG dll. yang sejenis dengan itu.
3.      Kebakaran kelas (tipe) C, yaitu kebakaran listrik yang bertegangan
4.      Kebakaran kelas (tipe) D, yaitu kebakaran bahan logam, seperti : aluminium,  magnesium, kalium, dll. yang sejenis dengan itu.

E. Sebab-sebab Kebakaran
1.      Kebakaran karena sifat kelalaian manusia, seperti : kurangnya pengertian  pengetahuan penanggulangan bahaya kebakaran;  kurang hati menggunakan alat dan  bahan yang dapat menimbulkan api; kurangnya kesadaran pribadi atau tidak disiplin.
2.      Kebakaran karena peristiwa alam, terutama berkenaan dengan cuaca, sinar matahari,  letusan gunung berapi, gempa bumi, petir, angin dan topan.
3.      Kebakaran karena penyalaan sendiri, sering terjadi pada gudang bahan kimia di mana  bahan bereaksi dengan udara, air dan juga dengan bahan-bahan lainnya yang mudah  meledak atau terbakar.
4.      Kebakaran karena kesengajaan untuk tujuan tertentu, misalnya sabotase, mencari  keuntungan ganti rugi klaim asuransi, hilangkan jejak kejahatan, tujuan taktis  pertempuran dengan jalan bumi hangus.

F. Peralatan Pemadaman Kebakaran
Untuk mencegah dan menanggulangi kebakaran perlu disediakan peralatan  pemadam kebakaran yang  sesuai dan cocok untuk bahan yang mungkin terbakar di  tempat yang bersangkutan.
1.      Perlengkapan dan alat pemadam kebakaran sederhana
a.       Air, bahan alam yang melimpah, murah dan tidak ada akibat ikutan (side effect),  sehingga air paling banyak dipakai untuk memadamkan kebakaran. Persedian air dilakukan dengan cadangan bak-bak iar dekat daerah bahaya, alat yang diperlukan berupa ember atau slang/pipa karet/plastik.
b.      Pasir, bahan yang dapat menutup benda terbakar sehingga udara tidak masuk sehingga api padam. Caranya dengan menimbunkan pada benda yang terbakar  menggunakan sekop atau ember
c.       Karung goni, kain katun, atau selimut basah sangat efektif untuk menutup kebakaran dini pada api kompor atau kebakaran di rumah tangga, luasnya  minimal 2 kali luas potensi api.
d.      Tangga, gantol dan lain-lain sejenis, dipergunakan untuk alat bantu penyelamatan dan pemadaman kebakaran.

2.      Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
APAR  adalah alat yang ringan serta mudah dilayani oleh satu orang untuk  memadamkan api pada awal terjadinya kebakaran. Tabung APAR harus diisi ulang sesuai  dengan jenis dan konstruksinya. Jenis APAR meliputi : jenis air (water), busa (foam),  serbuk kering (dry chemical) gas halon dan gas CO2, yang berfungsi untuk menyelimuti  benda terbakar dari oksigen di sekitar bahan terbakar sehingga suplai oksigen terhenti. Zat keluar dari tabung karena dorongan gas bertekanan.
Karakteristik APAR :
1)      APAR jenis tertentu bukan merupakan  pemadam untuk segala jenis  kebakaran, oleh karena itu sebelum menggunakan APAR perlu diidentifikasi  jenis bahan terbakar.
2)      APAR hanya ideal dioperasikan pada situasi tanpa angin kuat, APAR kimiawi  ideal dioperasikan pada suhu kamar
3)      Waktu ideal : 3 detik operasi, 10 detik berhenti, waktu maksimum terus  menerus 8 detik.
4)      Bila telah dipakai harus diisi ulang
5)      Harus diperiksa secara periodik, minimal 2 tahun sekali.

3.      Alat Pemadam Kebakaran Besar
Alat-alat ini ada yang  dilayani secara manual ada pula yang bekerja secara otomatis.
a.       Sistem hidran mempergunakan air sebagai pemadam api. Terdiri dari  pompa, saluran air, pilar hidran (di luar  gedung), boks hidran (dalam gedung) berisi : slang landas, pipa kopel, pipa semprot dan kumparan slang
b.      Sistem penyembur api  (sprinkler system), kombinasi antara sistem isyarat alat pemadam kebakaran.
c.       Sistem pemadam dengan gas.

G. Pedoman Singkat antisipasi dan tindakan pemadaman kebakaran
1.      Tempatkan APAR selalu pada tempat yang sudah ditentukan, mudah dijangkau dan mudah dilihat, tidak terlindung benda/perabot seperti lemari, rak buku dsb.  Beri tanda segitiga warna merah panjang sisi 35 cm.
2.      Siagakan APAR selalu siap pakai
3.      Bila terjadi kebakaran kecil : bertindaklah dengan tenang, identifikasi bahan  terbakar dan tentukan APAR yang dipakai.
4.      Bila terjadi kebakaran besar : bertindaklah dengan tenang, beritahu orang lain untuk pengosongan lokasi, nyalakan alarm, hubungi petugas pemadam kebakaran.
5.      Upayakan latihan secara periodik untuk dapat bertindak secara tepat dan tenang.

H. Fasilitas Penunjang
Keberhasilan pemadaman kebakaran juga ditentukan oleh keberadaan fasilitas  penunjang yang memadai, antara lain :
1.     Fire alarm secara otomatis akan mempercepat diketahuinya peristiwa kebakaran.  Beberapa kebakaran terlambat diketahui karena tidak ada  fire alarm, bila api  terlanjur besar maka makin sulit memadamkannya.
2.     Jalan petugas, diperlukan bagi petugas yang datang menggunakan kendaraan  pemadam kebakaran, kadang harus mondar-mandir/keluar masuk mengambil air, sehingga perlu jalan yang memadai, keras dan lebar, juga untuk keperluan evakuasi. Untuk itu diperlukan  fasilitas :
a.       Daun pintu dapat dibuka keluar
b.      Pintu dapat dibuka dari dalam tanpa kunci
c.       Lebar pintu dapat dilewati 40 orang/menit

I.  Tindakan Evakuasi Pada Kebakaran
a.       Bunyi Alarm Pertama
1.      Tetaplah tenang dan bersiaplah untuk evakuasi.
2.      Hentikan semua kegiatan kantor Anda.
3.      Matikan semua peralaan listrik dan cabut kabel powernya.
4.      Tutup semua pintu dan jendela tapi jangan dikunci.
b.      Bunyi alarm kedua dan terus menerus
1.      Evakuasi keseluruhan diperlukan. Berjalanlah, JANGAN BERLARI  ke tangga darurat terdekat dan mulai turun ke lantai dasar. Tutup pintu dan jendela saat anda meninggalkan ruangan . Ikuti petunjuk petugas.
2.      JANGAN GUNAKAN LIFT SELAMA KEBAKARAN.
3.      Tinggalkan gedung dan segera menuju tempat berkumpul yang telah ditentukan.
4.      Jangan kembali masuk gedung kecuali telah diperbolehkan oleh petugas.
c.       Jika Anda terjebak dalam suatu ruangan :
1.      Tutuplah pintu agar api tidak menuju kearah anda.
2.      Tempatkan kain basah di bawah diantara daun pintu untuk mencegah asap masuk ruangan.
3.      Hubungi/telpon petugas.
4.      Beri tanda dari jendela anda tetapi jangan pecahkan kaca kecuali terpaksa (terbukanya kaca akan membuat asap dan api masuk ke ruangan Anda karena adanya tambahan oksigen baru).
J.  Pertolongan Pertama Pada Kebakaran / Medis
1.      Tetap tenang.
2.      Lakukan tindakan-tindakan penyelamatan nyawa sejauh diperlukan.
3.      Hubungi bagian Medical emergency.
4.      Jangan memindahkan orang yang terluka kecuali jika resiko tetap  di tempat akan lebih besar.
5.      Jagalah agar orang yang terluka merasa nyaman dan hangat.
6.      Peringatkan orang lain agar menjauh dari area tersebut.
7.       Tutuplah semua pintu menuju area tersebut. Setelah semua orang dievakuasi




Daftar Pustaka
Higene Perusahaan dan Kesehatan kerja : Dr. Suma’mur PK, M.Sc, Gunung Agung,
Jakarta,
Introduction to  Industrrial Hygiene  : Ronald M Scott, Lewis Publisher, London,
1995
Ergonomic Checkpoints : International Labour Office, Geneva, 1996

Tidak ada komentar:

Posting Komentar