Sabtu, 18 Februari 2012


MAKALAH

“COSTUMER CULTURE




Disusun Oleh :

Nama : Ukas A.H
N I M : 2101391570



Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo (STiPRAM)
Yogyakarta

TAHUN 2011


SEKOLAH TINGGI PARIWISATA AMBARRUKMO
(STiPRAM) YOGYAKARTA
2011







BAB I
PENDAHULUAN


Krisis ekonomi global yang melanda dunia belakangan ini turut memberikan dampaknya terhadap Indonesia sebagai Negara berkembang yang memiliki banyak perusahaan yang melakukan perdagangan tidak hanya dalam negeri tapi juga ke luar negeri. Akibatnya banyak perusahaan baik lokal maupun internasional yang selama ini memiliki kinerja & performa yang baik pun ternyata ikut terkena imbas krisis ini. Hal ini diakibatkan oleh beberapa hal. Pertama dimulai dari nilai tukar rupiah yang naik turun, khususnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika.Nilai dolar Amerika yang begitu tinggi sering menjadi patokan dasar, sehingga menyulitkan perusahaan untuk melakukan penjualan maupun pembelian ke luar negeri, Perusahaan memerlukan dana yang besar untuk membeli produk di luar negeri, namun ketika akan menjual kembali di dalam negeri, sulit untuk menyesuaikan dengan harga beli yang menggunakan dolar sementara penjualannya menggunakan rupiah. Di sisi konsumen, dengan pendapatan yang tetap alias tidak ada kenaikan, maka mereka pun akan mengurangi pembelanjaan mereka, akibatnya bagi perusahaan permintaan konsumen terhadap suatu produk menjadi berkurang.
Kedua hal tersebut di atas cukup membuat perusahaan yang tidak memiliki pondasi manajemen yang kuat bisa menjadi goyah. Apalagi jika modal yang dimiliki tidak besar, maka sangat sulit untuk bertahan. Cara yang paling sering dilakukan adalah dengan mengurangi jumlah karyawan, dengan kata lain melakukan PHK besar-besaran untuk menurunkan biaya operasional perusahaan.
Untuk menjadi sebuah perusahaan yang tetap eksis dan bertahan dalam krisis ini tentunya bukanlah perkara yang mudah, karena selain modal yang besar dan kuat, perusahaan harus memiliki manajemen dengan strategi yang cemerlang pula. Terlebih bagi perusahaan yang baru, harus bisa melihat kesempatan dan peluang pasar yang ada, agar bisa masuk dalam sebuah industri. Manajemen pemasaran harus membuat perencanaan yang matang agar nantinya produk yang akan ‘dilempar’ ke pasar menjadi produk unggulan, selain itu kepekaan produsen suatu produk juga merupakan ujung tombak untuk tetap mempertahankan kepercayaan serta menambah konsumen serta meningktakan produktifitas demi eksistensi perusahaan di era persaingan yang begitu ketat. Untuk melaksanakan manajemen pemasaran tentunya harus diperlukan manajemen sumber daya manusia yang cakap dan memiliki keahlian. Hal ini penting karena semua perencanaan yang telah di susun harus bisa di implementasikan demi mencapai tujuan utama perusahaan secara efektif dan efisien.





BAB II
PEMBAHASAN
A.    Konsumen
Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Jika tujuan pembelian produk tersebut untuk dijual kembali, maka dia disebut pengecer atau distributor. Pada masa sekarang ini bukan suatu rahasia lagi bahwa sebenarnya konsumen adalah raja sebenarnya, oleh karena itu produsen yang memiliki prinsip holistic marketing sudah seharusnya memperhatikan semua yang menjadi hak-hak konsumen.
Menurut pengertian Pasal 1 angka 2 UU PK, “Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga,, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.”

B.     Budaya

Budaya adalah suatu pola dari keseluruhan keyakinan dan harapan yang dipegang teguh secara bersama oleh semua anggota organisasi dalam pelaksanaan pekerjaan yang ada dalam organisasi tersebut. Dengan demikian, budaya dalam suatu organisasi adalah menjadi pengikat semua karyawan secara bersama dalam organisasi tersebut dan sekaligus sebagai pemberi arti dan maksud dalam keterlibatan karyawan tersebut dalam pekerjaan sehari-hari dari organisasi.
Budaya adalah suatu pola dari asumsi-asumsi dasar (keyakinan dan harapan) yang ditemukan ataupun dikembangkan oleh suatu kelompok tertentu dari organisasi, dan kemudian menjadi acuan dalam mengatasi persoalan-persoalan yang berkaitan dengan adaptasi keluar dan integrasi internal, dan karena dalam kurun waktu tertentu telah berjalan/berfungsi dengan baik, maka dipandang sah, karenanya dibakukan bahwa setiap anggota organisasi harus menerimanya sebagaicara yang tepat dalam pendekatan pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan dalam organisasi oleh Shein (1985-1990)
Kebudayaan adalah seluruh hasil usaha manusia, baik berupa benda ataupun hanya berupa buah pikiran dan alam penghidupan oleh R. Soekmono.
kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar oleh Antropolog Koentjaraningrat.
Walaupun demikian, menurut Kluckhohn (1951) hampir semua antropolog Amerika setuju dengan dalil proposisi yang diajukan oleh Herkovits dalam bukunya yang berjudul Man and His works tentang teori kebudayaan yaitu:
1.      kebudayaan dapat dipelajari
2.      kebudayaan berasaal atau bersumber dari segi biologis, lingkungan, psikologis, dan komponen sejarah eksistensi manusia.
3.      kebudayaan mempunyai struktur
4.      kebudayaan dapat dipecah-pecah ke dalam berbagai aspek
5.      kebudayaan bersifat dinamis
6.      kebudayaan mempunyai variabel
7.      kebudayaan memperlihatkan keteraturan yang dapat dianalisis dengan metode ilmiah
8.      kebudayaan merupakan alat bagi seseorang (individu) untuk mengatur keadaan totalnya dan menambah arti kesan kreatif.
C.    Perilaku pelanggan
Identifikasi perilaku pelanggan adalah suatu usaha untuk mengidentitikasi pelanggan dilihat dari sudut perilaku dengan memperhatikan faktor-faktor yang melingkupi diri pelanggan baik sebagai individu, maupun sosial, setelah dapat diidentifikasi, maka langkah selanjutnya adalah memotivasi  dengan menggunakan media promosi  agar dapat melakukan pembelian produk seperti yang ditawarkan.

Pelanggan adalah mahluk indvidu sekaligus sosial, maka faktor-faktor yang melingkupinya akan dibahas sebagai berikut :
1.      Individu
a.       Belanja untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri
b.      Mengharapkan kepuasan pelayanan dan produk
c.       Kelas sosial, di antaranya dilihat dari tingkat penghasilan dan pendidikan
d.      Pembelian dipengaruhi situasi dan kondisi serta daya beli dari individu
2.      Lingkungan keluarga
a.       Belanja mewakili keluarga, meskipun dilakukan seseorang
3.      Lingkungan masyarakat
a.       Belanja produk secara psikologis dipengaruhi lingkungan tempat tinggal atau tetangga lingkungan  perumahan
b.      Produk yang dibeli dipengaruhi  gengsi
4.      Budaya kota dan desa
a.       Budaya Kota
1)      Pembelian produk lebih terpengaruh pada media promosi ( TV, Koran, Majalah, internet )
2)      Pembelian produk sesuai dengan lingkungan perkotaan
3)      Informasi tentang produk tersedia, dan diketahui dengan cepat
b.      Budaya Desa
1)      Pembelian produk kurang dipengaruhi media promosi
2)      Pembelian produk sesuai dengan lingkungan pedesaan
3)      Informasi tentang produk lambat diketahui, kurang cepat tersedia
4)      Sumber informasi dalam jumlah terbatas
5.      Ekonomi
a.       Orang yang berhasil dalam usaha atau profesinya sehingga tingkat ekonominya dikatakan kelas menengah,cenderung memiliki kebutuhan yang beragam.
b.      Para pekerja standar, hanya sedikit di atas garis kemiskinan
c.       Pekerja tidak tetap atau tidak memiliki pekerjaan

6.      Idiologi/Agama
a.       Pembelian produk mengacu pada Idiologi/ agama yang dianut
b.      Pembelian perlengkapan ritual/upacara agama.

7.      Tata Nilai
a.       Pembelian produk mengacu pada tata nilai budaya yang melingkupi seseorang
b.      Tata nilai tiap orang yang berasal dari daerah yang berbeda akan menampilkan pola pembelian yang berbeda
c.       Nilai budaya Indonesia akan berbeda dengan orang luar negeri, menyebabkan pola konsumsi yang berbeda pula

8.      Status sosial
a.       Status sosial akan mempengaruhi pembelian produk
b.      Setiap penyandang status sosial yang  berbeda, pembelian produk berbeda pula
c.       Seiring naiknya pendapatan seseorang, maka pembelian akan meningkat
D.    Perilaku konsumen
Adalah tingkah laku dari konsumen, dimana mereka dapat mengilustrasikan pencarian untuk membeli, menggunakan, mengevaluasi dan memperbaiki suatu produk dan jasa mereka. Focus dari perilaku konsumen adalah bagaimana individu membuat keputusan untuk menggunakan sumber daya mereka yang telah tersedia untuk mengkonsumsi suatu barang.Dua wujud konsumen
Personal Consumer : konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa untuk penggunaannya sendiri.
Organizational Consumer : konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan dan menjalankan organisasi tersebut.


E.     Costumer Care
      Costumer care adalah kepedulian dari perusahaan (organisasi) kepada pelanggan dengan memberikan pelayanan terbaik untuk memfasilitasi kemudahan pemenuhan kebutuhan dan mewujudkan kepuasan  agar mereka selalu loyal pada perusahaan (organisasi) Atep Adya Barata (1992:77).
Sedangkan menurut Retno (2004:3) Costumer culture adalah “memelihara dan mempertahankan pelanggan dan menambah pelanggan baru”
Dari dua pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa Costumer Care adalah pelayanan yang bukan hanya sekedar memberi suatu layanan melainkan memerlukan sedikit pelayanan yang ekstra dalam mempertahankan dan menambah pelanggan baru yang sesuai dengan harapan pelenggan tersebut yaitu mendapatkan pelayanan yang terbaik.

F.     Costumer Service
Adalah setiap kegiatan yang diperuntukkan atau ditujukan untuk memberikan kepuasan melalui pelayanan yang diberikan seseorang secara memuaskan. Pelayanan yang diberikan termasuk menerima keluhan / masalah yang sedang dihadapi.
 Seorang Customer Service harus pandai dalam mencari jalan keluar untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh tamunya.



BAB III
PENUTUP

            Tidak seharusnya krisis ekonomi membuat perusahaan-perusahaan lokal terpuruk, karena buktinya masih ada perusahaan yang justru mampu mendulang sukses pada masa krisis seperti sekarang.
            Kesuksesan perusahaan berkat kemampuan manajemennya melihat peluang pasar yang ada dan mencari celah target sasaran yang ada di pasar. Walaupun produk yang di ciptakan sudah ada di pasar bahkan merupakan waralaba milik asing, namun tidak seharusnya  membuat kita pesimis. Bukan hanya peluang yang ada tapi di tunjang dengan adanya manajemen pemasaran dan sumber daya manusia yang handal. Hal ini tentunya bisa menjadi motivasi bagi pengusaha-pengusaha lokal yang ingin bisa bertahan dalam dunia persaingan yang begitu ketat. Terlebih perusahaan asing memiliki modal yang lebih besar, tenaga ahli yang lebih handal serta teknologi yang lebih canggih pula. Dengan demikian akan membuktikan bahwa para pengusaha lokal memiliki kemampuan yang tidak kalah dengan para pengusaha asing.




DAFTAR PUSTAKA

Helfin Frinces. 2007. Strategi konsepsi memenangkan perang bisnis. Mida Pustaka, Yogyakarta.
Ukas. 2011. Standar Pelayanan pada Signature Restaurant. STiPRAM Yogyakarta, Maret 2011.
Wikaningtyas, Suci U. 2001. Menciptakan kepuasan pelanggan melalui kualitas pelayanan. Jurnal kajian bisnis no 23, Mei-Agustus.
http// lintasinfo.blogspot.com
www. Kapanlagi.com
www. Google com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar